Selasa, 01 November 2011

Akhir Tahun, Perbankan Berebut Dana Murah


JAKARTA – Industri perbankan mulai gencar melakukan promosi untuk menghimpun dana murah menjelang akhir tahun serta menyambut awal tahun 2012. Namun, persaingan itu terkadang masih sangat timpang antara ukuran (size) setiap bank, bahkan dinilai cenderung tidak sehat.


Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Yap Tjay Soen mengatakan, semua bank memang menginginkan kondisi yang baik pada akhir tahun. Sebab itu, aktivitas penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), terutama dana murah sudah pasti meningkat.


“Semua bank ingin tutup buku akhir tahun dengan potret keluarga yang menarik. Selain itu, ada libur-libur panjang yang dimulai di pertengahan Desember. Jadi kalau ada aktivitas berlebih pada akhir tahun ini cukup logis,” kata Yap kepada Investor Daily di Jakarta, Selasa (1/11).


Kendati demikian, BNI tetap menggenjot program promosi untuk produk tabungannya, yaitu Rejeki BNI Taplus secara konsisten sejak awal tahun. Direktur Konsumer BNI Darmadi Sutanto mengatakan, program itu sudah berlaku selama 8 bulan sejak Mei 2011 hingga Desember 2011.


Berdasarkan pantauan Investor Daily, sejumlah bank besar dan menengah gencar mempromosikan produk tabungannya, dengan diiming-imingi hadiah. Rejeki BNI Taplus sendiri menawarkan hadiah undian mobil dengan pengumpulan poin berlaku setiap bulan jejak Mei 2011 dan diundi pada pertengahan Januari 2012.


PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menggenjot tabungan melalui program Mandiri Fiesta dan Gebyar Tahapan BCA. Periode II Mandiri Fiesta telah dimulai Oktober 2011 hingga Desember 2011, sedangkan Gebyar Tahapan BCA sejak April 2011 hingga Desember 2011.


Tidak ketinggalan, PT Bank OCBC NISP Tbk menargetkan sekitar Rp 200 miliar dana murah yang bisa diraup dari 20 ribu nasabah melalui tabungan TANDA 360° hingga akhir 2011. PT Bank Permata Tbk (PermataBank) juga baru meluncurkan program tahap keempat Permata Famillionaire dari 1 November 2011 hinga 29 Februari 2012.


“Target kami dalam sebulan program tabungan ini dapat menambah sekitar 25 ribu-30 ribu nasabah baru. Dalam sebulan, nilainya bisa mencapai Rp 1-1,5 triliun,” kata Direktur Retail Banking PermataBank Lauren Sulistiawati.


Tidak Sehat?

Di sisi lain, sejumlah bank yang tergolong menengah dan kecil berupaya dengan keras dalam meraih dana murah. Selama ini, bank kecil masih didominasi oleh dana mahal (deposito), sehingga bunga simpanan di kelompok bank itu masih cukup tinggi.


Presiden Direktur PT Bank Mayapada Indonesia Tbk Haryono Tjahjarijadi menilai, bank besar dan bank asing memang agresif dalam melakukan promo khusus menjelang akhir tahun. Bahkan, bank besar, kata dia, memberikan insentif hingga 3% di atas bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).


“Jadi, bukannya dana murah yang dihimpun, justru mereka menghimpun dana mahal. Namun, Bank Indonesia (BI) tidak melakukan tindakan tegas terhadap bank-bank yang melakukan itu,” tutur Haryono.


Menanggapi pernyataan tersebut, Kepala Biro Hubungan Masyarakat BI Difi Ahmad Johansyah menegaskan, keluhan tersebut tetap akan dipertimbangkan. BI, kata dia, belum akan memanggil bank-bank yang ditengarai memberi insentif tersebut. Kendati demikian, bank sentral menurutnya sudah lama mendapat kabarnya.


“Kami masih mempelajarinya dan mengumpulkan fakta-fakta yang ada terlebih dahulu,” imbuh Difi.


Sedangkan bankir bank kecil lainnya, seperti Presiden Direktur PT Bank Ganesha Tbk Hendri Wirjakusuma dan Presiden Direktur PT Bank Capital Tbk Nico Mardiansyah menilai, bank-bank kecil memang harus mengantisipasi kondisi persaingan yang ketat dengan bank-bank besar. Sebab itu, bank kecil juga giat dalam mempromosikan produk, juga dengan berbagai hadiah.


Namun, Presiden Direktur PT Bank Jasa Jakarta Lisawati mengatakan, pihaknya tidak pernah gencar berpromosi program tabungan, karena harus diseimbangkan dengan penyaluran kredit. “Kami juga sudah punya captive market yang setia,” ujar dia. (grc)


1 komentar:

  1. Bank BNI itu perlu kita waspadai tentang pengiriman dollar melalui BNI,baik dari luar negeri maupun dalam neger. Bagi kami sebagai pejuang devisa di negara jiran sangat terpukul sekali oleh pihak Bank BNI cirebon dan cabang cabang cirebon, setiap kali kami mengirimkan uang dollar dari saudi arabiah ke cirebon selal di bikin rugi oleh pihak BNI.mereka tidak sewajarnya memberikan kurs rupiah kepada kami.padahal kami kirim dollar dan butuh dollar bukan rupiya!!! tetapi kenapa pihak BNI sepertinya memaksa dollar harus di ganti rupiyah dengan harga sangat murah dan tedak sewajarnya dan sangat jauh berbeda dengan valuta valuta asing yg terpampang dalam publik atau internet,sekali lagi tolong jelaskan bahwa Kenapa kami kirim dollar tetapi tidak memasrahkan duit dollar pada kami atau kelurga kami???

    BalasHapus