Senin, 02 Agustus 2010

Dalam Sebulan, Dana Asing Masuk Rp 14 Triliun


Oleh: Grace Dwitiya Amianti / Investor Daily


JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan, masuknya dana asing sebesar Rp 13-14 triliun dalam satu bulan, yaitu Juli 2010, menyebabkan nilai tukar (kurs) rupiah menguat terhadap US Dollar (USD). Dana tersebut mayoritas masuk ke instrumen Surat Utang Negara (SUN) dan saham.


“Rupiah yang menguat secara tiba-tiba disebabkan oleh data perekonomian Amerika Serikat (AS) yang tidak menggembirakan. Namun, lain halnya dengan Asia, termasuk Indonesia, lebih baik dari perkiraan semula,” kata Gubernur BI Darmin Nasution di Jakarta, Sabtu (31/7).


Darmin menjelaskan, perekonomian Asia dinilai lebih menjanjikan oleh investor, karena fundamental ekonominya jauh lebih kuat. Hal itu menyebabkan para investor asing banyak mengalirkan dana ke Indonesia atau negara-negara berkembang lainnya (emerging markets).


Kali ini, dana masuk ke SUN dan pasar saham karena dampak dari peraturan one month holding period untuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Menurut Darmin, dahulu aliran dana segar (hot money) banyak masuk ke SBI, namun dalam sebulan ini hampir tidak ada yang masuk karena lelang SBI diperpanjang menjadi satu bulan.


“Di SBI justru turun sedikit dibanding akhir Juni. Pada posisi Juni, dana asing di SBI masih sekitar Rp 33 triliun,” ujar Darmin.


Menurut dia, capital inflow saat ini tidak akan terlalu deras seperti pada bulan April hingga Juni. Saat itu, masih terjadi krisis Eropa yang menyebabkan dana dari Eropa dan AS masuk besar-besaran ke Indonesia. Namun, lanjut Darmin, BI tidak akan diam saja dalam mengantisipasi penguatan rupiah yang berlebihan. Pihak BI akan memperhatikan kepentingan dari para pelaku ekonomi, yaitu eksportir, importir, dan konsumen.


“Penguatan ke Rp 9.000 per USD itu tidak bagus bagi para eksportir, jadi harus kita usahakan agar tidak semakin menguat,” kata dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar