Senin, 02 Agustus 2010

BI: Peredaran Uang Capai Rp 269,1 Triliun


Oleh: Grace Dwitiya Amianti / Investor Daily

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat, jumlah uang kertas dan logam yang beredar di masyarakat mencapai Rp 269,1 triliun pada semester I-2010. Jumlah tersebut terdiri dari uang kertas sebanyak Rp 265,9 triliun dan uang logam Rp 3,2 triliun.


“Mayoritas uang yang beredar tersebut didominasi oleh pecahan atau denominasi kecil, yaitu Rp 1.000 dan Rp 100,” ujar Deputi Gubernur BI Budi Rochadi seusai Peluncuran Gerakan Peduli Koin Nasional di Jakarta, Sabtu (31/7).


Budi memaparkan, denominasi terbesar, yaitu uang kertas Rp 100 ribu beredar sebanyak Rp 135,1 triliun dengan 1,3 miliar lembar kertas. Nilai tersebut berarti sekitar 13,77% dari total uang beredar. Sedangkan uang pecahan Rp 50 ribu mencapai Rp 104,3 triliun dengan 2,1 miliar lembar. Nilai itu setara dengan 21,27% dari uang beredar.


Pecahan uang kertas terkecil, yaitu Rp 1.000, berjumlah Rp 3,04 triliun dengan 3,04 miliar lembar atau setara dengan 31,07% dari total uang beredar. Sedangkan pecahan uang logam Rp 100 berjumlah Rp 175,6 miliar dengan 176 juta keping atau setara dengan 1,17% dari total uang beredar.


Budi mengatakan, jumlah uang logam yang beredar Rp 3,2 triliun setara dengan 14,9 miliar keping. Tahun ini, BI juga berencana mencetak sebanyak 1,6 miliar keping uang logam. Belum lama ini, BI telah meluncurkan uang logam berdenominasi Rp 1.000 dengan gambar alat musik angklung. Uang logam pun mendominasi dengan porsi sekitar 60% dari total uang beredar.


Dalam pencanangan Gerakan Peduli Koin Nasional 2010, BI menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). MoU itu bertujuan untuk mendorong tumbuhnya budaya masyarakat dalam mengoptimalkan penggunaan uang pecahan kecil atau koin dalam kegiatan transaksi.


“Adanya kecenderungan masyarakat untuk menyimpan uang logam atau melakukan hoarding dengan tidak membelanjakan uang logam itu bakal menghambat perputaran uang logam. Sehingga kebutuhan uang logam meningkat sepanjang tahun,” papar Gubernur BI Darmin Nasution.


Darmin menambahkan, keengganan masyarakat untuk menggunakan kembali uang logam, utamanya disebabkan tidak adanya media atau tempat untuk menyalurkannya. Sebab itu, BI bersama Kemendag dan Aprindo mendorong perusahaan ritel atau pedagang bertanggung jawab dalam memberikan hak konsumen dalam bertransaksi, yaitu pengembalian dalam bentuk uang dan bukan bentuk lainnya.


Guna menumbuhkan budaya tersebut, para pedagang atau peritel yang tergabung dalam Aprindo mulai hari ini menyediakan media atau tempat penukaran uang pecahan kecil bagi masyarakat. Terdapat 14 perusahaan ritel yang siap melaksanakan gerakan ini, dengan jumlah outlet paling banyak yaitu Alfamart dan Indomaret (masing-masing 1.050 outlet). Beberapa perusahaan lainnya yang terlibat yaitu Grup Hero (sekaligus Giant dan Guardian), Circle-K, Toserba Yogya, Carrefour, Hypermart, dan lain-lain.


Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan, hingga kini masih banyak pengaduan atau keluhan konsumen terkait pengembalian sisa uang transaksi dalam bentuk permen atau sumbangan yang tercantum dalam struk belanja. “Gerakan ini merupakan bentuk tanggung jawab dan respons yang positif dari para pengusaha ritel,” ujar dia.


Jelang Lebaran

Budi mengatakan, BI telah siap menyediakan uang tunai untuk menghadapi hari raya Idul Fitri yang jatuh pada 10-11 September 2010. Menurut Budi, total uang tunai yang disediakan BI telah mencapai Rp 126 triliun. “Jadi, kami sudah bicara dengan bank-bank dan siapa pun, bahwa penukaran uang tidak boleh dibatasi,” kata dia.


Semua orang, kata Budi, boleh menukarkan uang pecahan besar dengan uang pecahan kecil sebanyak-banyaknya. Namun, masyarakat diimbau agar menukarkan uang lebih awal. Kendati demikian, Budi melihat, jumlah uang yang beredar pada bulan Ramadhan dan Lebaran hanya sekitar 10% dibanding masa normal.


“Peredarannya tidak terlalu banyak. Namun, BI selalu siap karena masyarakat sebenarnya tidak menambah uang tunai, hanya menukar pecahan besar dengan pecahan kecil,” jelas dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar