Senin, 02 Agustus 2010

Pembiayaan Perbankan Syariah Capai Rp 58 Triliun


Oleh: Grace Dwitiya Amianti / Investor Daily

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan, industri perbankan syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 58 triliun pada semester I-2010. Angka itu bertumbuh 38% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 42,19 triliun.


“Pembiayaan bank syariah terus meningkat secara year on year (yoy). Kami berharap, tahun ini pembiayaan bisa tumbuh 43%,” kata Direktur Perbankan Syariah BI Mulya Siregar di Jakarta, pekan lalu.


Dia menambahkan, pada semester I ini total aset juga telah mencapai Rp 75 triliun atau bertumbuh 36% secara yoy. BI menargetkan pertumbuhan aset dapat mencapai Rp 97 triliun pada akhir 2010. Menurut Mulya, dengan banyaknya bank umum syariah (BUS) yang baru bermunculan, aset perbankan syariah bisa bertambah.


Setelah PT BNI Syariah yang diresmikan baru-baru ini, kata dia, dalam waktu dekat PT Bank Maybank Indocorp bakal melepas (spin-off) unit usaha syariah (UUS)-nya menjadi BUS. Saham Maybank Indonesia sendiri mayoritas dikuasai oleh bank asal Malaysia, yaitu Malayan Banking Berhad (Maybank Group). Dengan munculnya Maybank menjadi BUS terakhir di tahun ini, lanjut Mulya, aset perbankan syariah tidak tertutup kemungkinan bisa menembus Rp 97-98 triliun.


Namun, hingga kini proses perizinan Maybank belum selesai. Mulya menjelaskan, tahap yang harus dilalui bank tersebut sebenarnya tinggal sedikit lagi. “Fit and proper test sudah selesai. Tapi kami belum bisa mengatakan kapan izinnya keluar,” ujar dia.


Dia menilai, dengan banyaknya BUS yang bertambah, industri perbankan syariah membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang masih terbatas. SDM perbankan syariah hingga kini masih lebih banyak mengambil dari perbankan konvensional. Namun, kata dia, BI telah bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) untuk program pendidikan SDM bank syariah.


Mulya mengatakan, industri perbankan syariah membutuhkan sekitar 16 ribu SDM syariah. Saat ini, sekitar 10 ribu sudah bekerja di BUS dan UUS seluruh Indonesia. Namun, industri masih membutuhkan enam ribu SDM lagi.


“Bersama LPPI, kami mengadakan Islamic Officer Development Program dan sudah berjalan. Beberapa orang bahkan mendapat beasiswa dan training selama dua bulan. Mereka adalah tenaga yang siap pakai, jadi perbankan syariah bisa langsung merekrut,” jelas dia.


Selain program pendidikan staf biasa (officer), program tersebut juga mendidik calon-calon account officer serta branch manager. Sebab, kata Mulya, jumlah SDM di kedua posisi tersebut masih minim. Posisi kepala cabang (branch manager) diperlukan karena BUS akan ekspansi cabang setelah spin-off dari UUS.


Mengenai penyempurnaan regulasi, Mulya mengungkapkan, pihak BI tengah mengkaji ulang Peraturan Bank Indonesia (PBI) terkait perbankan syariah. Beberapa hal yang bakal diubah, lanjut dia, termasuk soal restrukturisasi pembiayaan bermasalah dan perhitungan sistem bagi hasil atau kualitas aktiva produktif. Dia berharap, pihaknya bisa menyelesaikan revisi tersebut pada Agustus 2010.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar