Minggu, 07 Maret 2010

AFI Targetkan Pembiayaan Rp 900 M

Oleh: Grace Dwitiya Amianti
Investor Daily

JAKARTA – Perusahaan multifinance kelas menengah, PT Andalan Finance Indonesia (AFI), menargetkan pembiayaan baru (new booking) tahun ini dapat mencapai Rp 900 miliar. Nilai itu meningkat 50% dari target pembiayaan 2009 sebesar Rp 600 miliar.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama AFI Bungai Ongo kepada Investor Daily di Jakarta, Senin (11/1). Bungai mengatakan, manajemen menetapkan target yang tinggi setelah melihat tren pertumbuhan penjualan mobil yang positif pada 2010.

“Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan penjualan mobil tahun ini dapat bertumbuh 20%. Namun, ekspektasi grup kami terhadap pasar mobil lebih bagus lagi, yakni tumbuh 30%,” kata Bungai.

Perusahaan dimiliki oleh Bintraco/Nasmoco Group yang terjun di usaha otomotif lebih dari 40 tahun. Bungai mengatakan, pihaknya membiayai mobil dengan merek-merek khusus, yaitu Toyota dan Ford, dengan komposisi bekas dan baru sebanyak 50-50%. Dia melihat, tren penjualan mobil merek Toyota akan meningkat tahun ini.

Perusahaan saat ini masih tergolong pemain regional khusus di pulau Jawa, terutama propinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta. “Jumlah nasabah kami yang terbanyak memang di kedua propinsi tersebut, yaitu 10.000 orang,” ujar dia.

Sedangkan jumlah nasabah di Jakarta sekitar 2.500-3.000 orang. Secara nasional, perusahaan telah memberikan pembiayaan kepada 17.500 nasabah. Tahun ini, perusahaan juga mengincar pasar lainnya di pulau Jawa. “Saat ini banyak kebutuhan mobil dari proyek-proyek pemerintah. Tahun ini kami akan mulai masuk ke situ,” kata Bungai.

Hingga akhir 2009, aset perusahaan mencapai Rp 780 miliar atau naik 50% dari total aset pada 2008 sebesar Rp 520 miliar. Sedangkan laba (unaudited) mencapai Rp 17,5 miliar atau naik 75% dari laba 2008 sebesar Rp 10 miliar.

Incar MTN
Guna menggenjot pembiayaan tahun ini, perusahaan mengincar sumber pendanaan dari surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN). Bungai mengatakan, pihaknya lebih meminati MTN karena lebih murah dan efisien dibanding obligasi. “Pengurusan MTN di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan lebih ringkas,” ujar dia.

Namun, rencana penerbitan MTN tersebut diakuinya masih dalam penggodokan dan nilainya belum dapat diperkirakan. Jika penerbitan jadi dilaksanakan, Bungai mengatakan, pihaknya memilih semester II sebagai waktu yang tepat.

Selain MTN, perusahaan tengah mengejar kucuran kredit perbankan yang dinilainya sedang bagus tahun ini. “Sekarang perbankan tampak mulai gencar lagi dalam memberikan gerojokan kredit,” pungkas dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar